WELCOME TO FOREST CONSERVATION

SAVE OUR FOREST
WILL
SAVE OUR WORLD

SAVE OUR FOREST
FOR
A BETTER FUTURE

Kamis, 19 Maret 2009

Taman Nasional Gunung Merapi

Tentang Taman Nasional Gunung Merapi


Taman Nasional Gunung Merapi dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta, dengan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi Kuspriyadi Sulistyo.Balai TNGM dibentuk dengan SK Menhut 134/Menhut-II/2004 tanggal 4 Mei 2004, dengan total luas B TNGM 6.410 ha (1.283,99 ha di DIY dan 5.126,01 ha di Jateng). Sedangkan tujuan pengelolaanya yaituPerlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang.


Letak Geografis dan Topografi


Untuk topografi G. Merapi sendiri dibagi dalam 4 wilayah yaitu :




  1. Kabupaten Klaten : Bagian barat dan utara wilayah Kab. Klaten berupa lereng Gunung Merapi yang berbatasan dengan kab. Sleman. Landai sampai berbukit dengan ketinggian 100 – 150 m dpl. Merupakan daerah penghasil tembakau eksport


  2. Kabupaten Boyolali : Berada diantara Gunung Merapi yang masih aktif dan Gunung Merbabu yang sudah tidak aktif, dengan ketinggian 75 – 1.500 m dpl. Empat sungai melintas di wilayah ini (Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul). Disamping itu ada sumber-sumber air lain berupa mata air dan waduk.


  3. Kabupaten Magelang : Tiga kecamatan terpilih merupakan bagian lereng Gunung Merapi yang ke arah Barat, yang terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl, makin kea rah puncak Gunung Merapi kelerengan lahan semakin curam.


  4. Kabupaten Sleman: Mulai landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam dengan ketinggian 100 – 1.500 m dpl. Dibagian paling utara merupakan lereng Gunung Merapi yang miring ke arah Selatan. Di lereng Selatan Gunung Merapi terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang. Di Bagian lereng puncak Merapi ii reliefnya curam sampai sangat curam. Bagian selatan dari ketiga kecamatan terpilih masih berupa lahan persawahan dengan sistem teras yang cukup baik. seangkan bagian tengah berupa lahan kering dan paling utara merupakan bagian dari lereng gunung Merapi yang berupa hutan.

Sejarah Kawasan


Merupakan kawasan lindung sejak tahun 1931 untuk perlindungan sumber air, sungai dan penyangga sistem kehidupan kabupaten/kota Sleman, Yogyakarta, Klaten, Boyolali, dan Magelang. Fungsi kawasan sebelum ditunjuk menjadi TNGM di wilayah DIY terdiri dari HL=1.041,38 ha; CA Plawangan Turgo = 146,16 ha; dan TWA Plawangan Turgo 96,45 ha. Fungsi kawasan sebelum ditunjuk menjadi TNGM di wilayah Jateng terdiri dari: HL seluas 5.126 ha


Potensi Alam







elang_jawa
elang_jawa01
Merupakan sumber mata air bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Ekosistem dari kombinasi biosystem, geosystem dan sociosystem yang unik, menarik dan dinamis


- Biosystem, hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi, dengan jenis endemik Castanopsis argentia, Vanda tricolor dan merupakan habitat elang jawa dan macan tutul


- Geosystem, komplek gunung berapi aktif dari tipe khas strato/andesit dari sesar transversal dan longitudinal pulau jawa


- Sociosystem, yang merupakan interaksi manusia dengan lingkungan alam berikut pandangan hidup dan budaya bernuansa vulkan


Mempunyai fungsi laboratorium alam untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, peningkatan kesadaran konservasi alam, dan mendukung kepentingan budidaya.Obyek wisata alam (ecotourism) dan socioculture yang menjadi obyek pariwisata yang dapat memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Peluang pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.


Permasalahan Utama


• Rekonstruksi batas kawasan hutan sebagai suatu unit pengelolaan hutan yang efektif dan efisien


• Penataan kelembagaan pengelola hutan ke dalam suatu lembaga pengelola hutan berupa unit pengelola taman nasional (balai taman nasional), dengan didukung adanya suatu wadah untuk keterlibatan berbagai kepentingan multi stakeholder dalam pengelolaannya


• Penataan sistem zonasi untuk mendukung efektivitas pengelolaan serta kepentingan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat


• Restorasi dan rehabilitasi atas kerusakan ekosistem kawasan hutan gn. Merapi agar dapat berfungsi secara optimal untuk mendu-kung sistem kehidupan masyarakat di sekitarnya


• Penataan infrastruktur pengelolaan untuk pendayagunaan potensi dan kawasan taman nasional : pendidikan, penelitian, ekoturisme, pemanfaatan khusus/tradisional, menunjang budidaya, pengem-bangan sosial ekonomi, dll.


• Pendanaan pengelolaan dan pengembangan taman nasional


• Koordinasi dan integrasi pembangunan wilayah dengan konservasi taman nasional : pengembangan daerah penyangga, dll.


Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Masyarakat sekitar


Memanfaatkan hutan negara sebagai sumber rumput untuk pakan ternak dan kayu bakar (akasia dan tanaman yang sakit) sebagai bahan pembuatan arang yang dijual di wilayah mereka.


· Perilaku konservasi yang sudah tampak diantara masyarakat, dan dapat dijadikan pendukung pilar-pilar konservasi adalah:


a. Kesepakatan diantara masyarakat: bila ingin mengambil / menebang tanaman, harus menanam dulu dari jenis yang sama minimal 5 pohon.


b. Adanya pendapat: bila hutan dihijaukan oleh masyarakat maka warga masyarakat tidak akan kelaparan; serta pendapat : bila hutan ditanami palawija (jagung, ketela dll) maka warga masyarakat sekitar kawasan akan mengalami kekurangan makan (tidak akan pernah merasa kenyang)


c. Adanya keyakinan hubungan spiritual dan supranatural antara Merapi, Kraton Yogya dan Laut Selatan yang didasari atas anggapan Merapi bukan ancaman tapi sebagai sumber kehidupan.


Sumber : Dephut


43 Things Tags:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar