WELCOME TO FOREST CONSERVATION

SAVE OUR FOREST
WILL
SAVE OUR WORLD

SAVE OUR FOREST
FOR
A BETTER FUTURE

Rabu, 10 Februari 2010

LUTUNG JAWA ( Trachypithecus auratus )

1. Klasifikasi
• Kingdom : Animalia
• Sub Kingdom : Metazoa
• Phyllum : Chordata
• Sub Phyllum : Vertebrata
• Classis : Mamalia
• Sub Classis : Theria
• Ordo : Primata
• Sub Ordo : Antropidea
• Familia : Ceroopithecidae
• Genus : Trachypithecus
• Spesies : Trachypitechus auratus

2. Morfologi
Lutung budeng atau dalam nama ilmiahnya Trachypithecus auratus adalah sejenis lutung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Lutung budeng memiliki rambut tubuh berwarna hitam. Dan seperti jenis lutung lainnya, lutung ini memiliki ekor yang panjang, sekitar 87cm.
Jantan dan betina biasanya berwarna hitam, namun betina memiliki warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Lutung muda memiliki rambut tubuh berwarna oranye. Ada dua subspesies dari Lutung Budeng, yang dibedakan dari daerah sebarannya. Subspesies utama, T. a. auratus memiliki ras yang langka, di mana lutung dewasa memiliki warna rambut seperti lutung muda yang berwarna oranye, namun warnanya lebih gelap sedikit dengan ujung kuning.
Lutung mempunyai berat rata-rata sekitar 6,3 kg – 7 kg. mempunyai bentuk ibu jari yang besar, morfologi telapak tangan berupa segitiga, dan datar merupakan adaptasi lutung terhadap habitat sehingga mampu hidup di pohon.
3. Perilaku
Lutung Budeng adalah hewan diurnal, yang lebih aktif pada waktu siang hari di atas pepohonan. Makanan pokoknya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Memakan dedaunan, buah-buahan dan bunga. Spesies ini juga memakan larva serangga.
Lutung Budeng hidup berkelompok, yang dalam satu kelompoknya terdiri dari sekitar tujuh ekor lutung, termasuk satu atau dua ekor lutung jantan dewasa. Lutung betina biasanya hanya mempunyai satu anak setiap melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung. Namun lutung betina juga bersifat sangat agresif terhadap lutung betina dari kelompok lain.

4. Status Dilindungi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 733/kpts-II/1999 tentang penetapan lutung ( Trachypithecus auratus ) sebagai satwa yang dilindungi.
Sedangkan menurut IUCN (international Union for Conservation of Nature) masuk dalam kategori Vulnurable atau rentan, sedangkan menurut CITES masuk dalam Appendix II. Spesies ini dianggap Rentan ( vulnerable ) karena masa lalu dan populasinya terus menurun, diperkirakan lebih dari 30% selama 36 tahun (3 generasi, generasi diberikan panjang 12 tahun), sebagai akibat penangkapan untuk perdagangan hewan ilegal, perburuan , dan hilangnya habitat.

Lutung dapat dijumpai di mangrove, hutan rawa-rawa, dataran rendah, hutan perbukitan, hutan musim yang kering, dan hutan pegunungan hingga ketinggian 3000-3500 mdpl. Selain itu juga ditemui di hutan tanaman jati, rasamala dan akasia.
Menyukai makanan berupa dedaunan, bunga, biji dari buah. Di dieng, jawa tengah, lutung ditemukan di hutan primer maupun hutan sekunder, di tepian, maupun diatas kanopi. Daerah jelajah lutung sekitar 20 -30 ha dan mungkin bisa lebih besar di pulau jawa.
Spesies ini endemic di Indonesia tepatnya di pulau jawa, dan pulau-pulau kecil seperti bali, lombok, nusa barung, dan pulau sempu. Di pulau lombok populasi lutung dikarenakan terjadi introduksi oleh manusia. Species ini terdapat di Jawa Timur, Bali, Lombok, Palau Sempu dan Nusa Barung. Subspesies ini memiliki dua morphs, salah satunya, morph merah, memiliki distribusi terbatas antara Blitar, Ijen, dan Pugeran, Jawa (Groves 2001). Morph lain adalah lebih umum dan ditemukan di Jawa timur, barat ke Gunung Ujungtebu (Brandon-Jones 1995).